Tidur dengan TV Nyala: Rahasia Psikologis di Balik Kebiasaan Unik Ini
Bisa jadi Anda telah bertemu orang yang gemar tertidur dengan televisi masih nyala.

IDterkini.com. – Seringkali kebiasaan tersebut dilihat sebagai pemborosan energi atau bisa merusak mutu istirahatnya, namun dari sudut pandang ilmu psikologi, terdapat latar belakang yang lebih kompleks dibalik tindakan aneh itu.
Orang-orang semacam itu mungkin mempunyai sifat-sifat khas atau ciri-ciri tertentu yang menunjukkan bagaimana mereka menyongsong hidup di dunia.
Menurut artikel di Personal Branding Blog, berikut adalah 7 tingkah laku yang umumnya terkait dengan kebiasaan tersebut.
1. Takut Keheningan
Untuk beberapa individu, ketenangan justru dapat menimbulkan perasaan cemas. Keheningan pada malam hari sering kali menciptakan sensasi kesendirian hingga kewaspadaan yang sukar untuk dinyatakan. Bunyi televisi yang tetap menyala menjadi cara efektif untuk melengkapi keriuhan tersebut dan sebagai alat penyibak bagi pemikiran-pemikiran yang menjengkelkan.
Dalam bidang psikologi, hal ini biasanya berhubungan dengan dorongan untuk merasakan koneksi atau mengelakkan pikiran kompleks yang dapat menimbulkan ketegangan. Oleh karena itu, bagi sebagian orang, bunyi televisi tidak hanya merupakan nada latar, tetapi juga cara melepaskan diri dari kesunyian yang dianggap menyulitkan.
2. Kemampuan Multitasking
Entah percaya atau tidak, individu yang gemar tertidur dengan televisi tetap menyalakan cenderung telah membiasakan pikiran mereka untuk menyaring informasi. Hal ini disebabkan oleh rutinitas tidur bersamaan dengan adanya bunyi latar belakang, sehingga secara tak langsung memupuk kemampuan mereka dalam fokus hanya kepada aspek-aspek yang esensial dan mampu mengabaikan elemen-elemen lainnya.
Sayangnya, kebiasaan ini juga berpotensi merugikan kualitas istirahat mereka. Pencahayaan bluelight pada televisi mampu menciptakan gangguan terhadap siklus alami tidur, sehingga tubuh kesulitan untuk masuk ke fase tidur yang nyenyak. Akan tetapi, perilaku multitasking tersebut pun mencerminkan tingkat fleksibilitas intelektual mereka ketika harus mengelola beberapa tugas secara bersamaan.
3. Imajinatif
Televisi yang menyala sebelum tertidur kerap kali membuka jalan ke imajinasi tanpa batasan. Untuk orang-orang dengan jiwa kreatif, gambaran dari tayangan televisi maupun film dapat merangsang mimpi berwarna-warni serta mendorong lahirnya inspirasi baru.
Dalam bidang psikologi, hal tersebut berhubungan dengan jaringan modus default (DMN) dalam otak, yang menjadi aktif ketika seseorang biarkan pikirannya bebas berkelana. Ketika TV dibiarkan menyala, sebenarnya telah menambahkan stimulasi untuk aktivitas kreatif otak. Oleh karena itu, tak perlu keheranan apabila individu seperti ini sering kali memiliki ide-ide yang unik serta inovatif.
4. Mencari Kenyamanan
Televisi yang berfungsi dapat memberikan perasaan kenyamanan serta keamanan, terlebih untuk orang-orang yang tengah menghadapi situasi sulit. Bunyi-bunyian yang dikenali dari program kesukaan ataupun sinarnya yang redup membentuk atmosfer yang meredam ketegangan, seolah-olah mantel perlindungan yang memelihara.
Psikologi menjelaskan hal ini sebagai upaya mencari ketenangan, di mana individu berusaha meminimalkan tekanan dengan membuat suasana yang terasa nyaman dan familiar. Setelah melalui hari yang padat, televisi menjadi sahabat yang menemani untuk meredakan kepenatan.
5. Suka Begadang
Orang-orang yang senang tidur sambil membiarkan TV tetap hidup umumnya termasuk dalam kategori "burung hantu malam." Mereka merasa nyaman dengan kedamaian dini hari yang diselingi oleh bunyi halus televisi tersebut. Hal ini menciptakan rasa seolah-olah ada sosok lain bersama mereka pada saat-saat dimana mayoritas orang telah terlelap.
Tipe pola tidur tersebut mungkin tak selaras dengan norma-norma kesehatan dalam beristirahat, namun hal itu menunjukkan metode tersendiri bagi mereka untuk membagi waktunya. Untuk beberapa orang ini, televisi menjadi alat bantu agar bisa rileks dan pada akhirnya tertidur.
6. Lari dari Kenyataan
Terkadang, ada orang yang memilih untuk tertidur sambil menyalakan televisi karena ingin menghindari stres kehidupan. Plot dari serial TV atau film dapat menciptakan sebuah kenyataan alternatif yang lebih ringan, tempat mereka mampu melepaskan diri dari ketegangan harian.
Di bidang psikologi, fenomena tersebut umumnya dikenal sebagai escapsime, yakni suatu metode adaptasi dimana individu sesaat meninggalkan permasalahan mereka. Walau begitu, sangat krusial bagi kita untuk memahami jika hal ini hanyalah jalan keluar singkat, tak bisa menjadi pengganti pendekatan menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang lebih baik dan bermanfaat.
7. Kebiasaan Yang Menantang Untuk Diubah
Orang-orang yang terbiasa tidur sambil menonton televisi umumnya telah melakukan hal ini selama bertahun-tahun, menjadikannya suatu kebiasaan yang susah dilupakan. Mereka cenderung merasa asing atau kurang betah ketika berusaha tidur tanpa adanya bunyi dari TV. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa mereka bergantung pada pola-pola spesifik demi mendapatkan perasaan damai dan tenang.
Psikologi mengungkapkan bahwa pola perilaku semacam itu biasanya muncul sebagai metode self-soothing, yakni suatu cara untuk meredakan diri sendiri dengan membentuk suasana yang terasa familiar dan damai.
Tidur dengan televisi menyala mungkin tampak sepele, namun psikologi membuktikan adanya banyak tingkah laku serta alasannya. Ini bisa berkisar antara upaya untuk mengatasi kesendirian sampai meraih rasa nyaman, dan hal tersebut menjadi cerminan metode individu dalam mengelola kehidupan mereka secara unik.
Oleh karena itu, bila Anda menjumpai seseorang dengan kebiasaan tersebut, sadari bahwa mereka sedang mencoba cara mereka sendiri agar terasa lebih damai dan tenang. Tiap tingkah laku memiliki narasinya tersendiri, dan bisa jadi kisahnya mirip dengan milik Anda.
What's Your Reaction?






